Banyak peluang untuk mendapatkan keuntungan. Salah satunya dengan budidaya jamur tiram. Budidaya Jamur Tiram saat ini mulai banyak dilirik para pelaku usaha/bisnis baik yang berskala kecil sekedar untuk tambah-tambah penghasilan maupun yang berskala besar sebagai industri budidaya jamur tiram. Tapi tahukah Anda mengapa budidaya jamur tiram saat ini menjadi trend usaha dibidang Agribisnis di Idonesia? Berikut ini beberapa alasannya:
1. Budidaya jamur tidak mengenal musim
Kondisi iklim di Indonesia sangat cocok untuk budidaya jamur tiram karena jamur cukup toleran terhadap kondisi linkungan. Budidaya jamur tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan keuntungan sepanjang tahun. Bahkan budidaya jamur bisa diusahakan di daerah yang cukup panas. Dengan memodifikasi kumbung dan juga melakukan penyiraman yang lebih intensif, Budidaya Jamur di Daerah Panas pun bukan menjadi masalah.
2. Bahan baku murah dan mudah diperoleh
Ada banyak pilihan alternatif bahan baku yang bisa digunakan. Serbuk kayu, jerami padi, eceng gondok, kompos daun-daunan dan rumput rumputan, ampas tebu, sisa kertas, kulit kacang, bonggol jagung, jerami padi dll. Semuanya merupakan limbah yang kita manfaatkan untuk budidaya jamur tiram dan kebanyakan bahan tersebut harganya murah dan mudah diperoleh. Bila dibandingkan harga jual yang relatif tinggi maka budidaya jamur tiram sangat layak diusahakan.
3. Bisa dibudidayakan di lahan sempit
Bagi Anda yang mempunyai mempunyai lahan sempit tidak usah khawatir karena budidaya jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. Penggunaan sistem bertingkat dengan menggunakan rak-rak menghasilkan efisiensi ruang yang sangat baik. Bahkan ada yang menerapkan sistem gantung baglog sehingga dapat menampung lebih banyak media.
4. Hasil jamur mudah terserap oleh pasar
Daya serap pasar tinggi dan terus meningkat. Jamur tiram menjadi jamur yang paling besar permintaan pasarnya di Indonesia dan paling terjangkau untuk semua kalangan masyarakat. Kemungkinan stagnasi (persaingan) pasar sangat kecil karena jamur tiram sudah dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Terkadang permintaan menurun biasanya hanya pada hari-hari raya. Tentu bisa dimaklumi karena pasar pun libur. Konsumen biasanya lebih banyak mengkonsumsi daging pada hari-hari besar tersebut. Jadi dalam kondisi seperti ini ada baiknya kita alihkan jamur segar ke jamur olahan seperti keripik, nugget, abon, dan lain-lain yang relatif tahan lama dan tentu nilai jualnya pun lebih tinggi.
5. Modal usaha relative rendah
Modal investasi yang dibutuhkan tidak begitu besar, dapat diusahakan sebagai usaha sampingan maupun ditekuni sebagai mata pencarian pokok. Kebanyakan media yang dipakai adalah hasil limbah pertanian yang relatif banyak dan murah seperti jerami, tongkol jagung, maupun dari serbuk gergaji. Bahan lainnya seperti kapur, bekatul, pupuk, gips harganya juga relatif terjangkau.
6. Hasil bisa dipetik tiap hari
Jamur tiram adalah salah satu sayuran yang dapat dipanen setiap hari karena jamur tidak mengenal musim, semakin banyak media maka akan semakin banyak pula jumlah panen jamur tiram setiap harinya dan semakin banyak pula keuntungan yang kita peroleh. Hal ini berbeda dengan jenis sayuran lainnya yang dapat dipanen hanya beberapa kali dalam setahun.
7. Siapapun bisa membudidayakan jamur
Untuk menjalankan bisnis budidaya jamur tidak perlu bertitle sarjana dan juga tidak harus memiliki skill yang tinggi. Ketekunan dan kreatifitaslah yang menjadi kunci kesuksesan usaha ini. Proses pemeliharaan tergolong mudah. Dikarenakan budidaya dilakukan di dalam kumbung, pengaturan dan pengkondisian lingkungan hidup jamur menjadi lebih mudah.
8. Budidaya jamur tidak menimbulkan pencemaran
Hal ini karena kebersihan sangat diutamakan dalam budidaya jamur, sehingga kumbung/rumah jamur tidak terkesan jorok yang bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah medianya pun bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos. Kompos bekas media tanam dapat digunakan untuk pupuk kolam ikan, campuran pakan ikan, kompos tanaman, campuran pakan ternak, dan media memelihara cacing. Kompos menjadi faktor yang penting untuk menghasilkan kualitas tanah yang baik. Limbah media tanam jamur ini bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan ini.
9. Jamur sebagai pangan alternatif
Jamur merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat dan bergizi tinggi. Bahkan saya pernah menemukan jurnal yang berjudul “Jamur Tiram Sebagai Alternatif Pengganti Daging” yang menggambarkan posisi produk jamur tiram yang dapat meggantikan posisi daging. Hal ini karena kandungan gizi jamur tiram sangat tinggi sehingga dianjurkan bagi kita yang menderita darah tinggi dan penyakit lainya yang tidak diperbolehkan makan daging agar mengkonsumsi jamur tiram ini, juga karena rasa dan tekstur jamur seperti daging.
10. Mengadakan pelatihan budidaya jamur
Selain kita bisa menjual bibit, media (baglog), atau jamur tiram segar, kita juga bisa dapat ‘menjual’ ilmu dan pengalaman kita dengan mengadakan pelatihan budidaya jamur tiram. Bila 1 orang peserta harus membayar sekitar 150 ribu sampai 500 ribu bahkan bisa lebih hanya untuk mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram yang kita adakan, coba bayangkan berapa pendapatan kita apabila pesertanya lebih banyak? Hemm, semakin menggiurkan tentunya.
Mengingat pertimbangan-pertimbangan tersebut, kiranya budidaya jamur tiram menjadi peluang yang sangat baik dan menguntungkan untuk dikembangkan. Dan karena itulah saya mulai merintis usaha budidaya jamur tiram ini. Sudah siapkah Anda?
saya minta tolong berapa harga baglog jamur tiram 1
BalasHapus